Makalah
klanting
Prakarya
dan Kewirausahaan
Disusun
oleh XII. IPS 4:
1.
Bertha denatasya.S (06)
2. Dian kusuma rahayu (07)
3. Eva novita sari (08)
4. Faishal dzaky (09)
5. Radin alhif dirgantara (24)
6. Salma hanifah (26)
7.
Shifairoh tanti .HN (27)
SMA
NEGERI 4 PURWOKERTO
TAHUN
AJARAN 2015/2016
Latar belakang
Di Indonesia banyak
sekali terdapat berbagai jenis makanan ringan tradisional sebagai pelengkap
saat seseorang makan seperti halnya peyek,krupuk,klanting,emping dan berbagai
jenis makanan ringan tradisional lainnya.
Di
zaman sekarang ini banyak sekali variasi dari produk- produk makanan ringan
yang dijual di berbagai tempat mulai dari kemasan berukuran kecil sampai
kemasan berukuran besar. Tetapi makanan makanan ringan tersebut belum tentu
makanan ringan yang baik bagi tubuh dalam artian yaitu belum terjamin
kesehatannya. Di sini kelompok kami akan memperkenalkan suatu makanan ringan
tradisional Banyumas yaitu klanting.
Klanting
merupakan makanan tradisional Indonesia yang bahan bakunya yaitu berupa ketela
pohon atau singkong, bahan baku tersebut tergolong bahan baku yang mudah di
dapat dan termasuk bahan baku yang murah. Maka dari itu klanting termasuk
makanan ringan yang sehat dan merupakan makanan ringan yang tergolong cocok
untuk makanan pelengkap.
TUJUAN
PENULISAN
Tujuan penulisan dari makalah
prakarya ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui
bagaimana proses pembuatan klanting yang benar.
2.
Mengetahui
peluang usaha dari penjualan klanting di masyarakat sekitar.
Bab
II
A.Proses produksi:
Bahan Resep
Membuat Lanting:
a. Singkong
3 kg
b. Garam
6 sendok teh
c. Gula
sekucupnya
d. Coklat
bubuk sekucupnya
e. Minyak
goreng secukupnya
Cara
pembuatan:
1. Kupas
kulit singkong hingga bersih dan cuci dengan air bersih.
2. Kukus
singkong yang sudah dikupas dan dibersihkan sampai teksturnya lembut dan
matang.
3. Tumbuk
singkong yang baru saja dikukus hingga halus dan tidak kasar.
4. Setelah
itu masukan kedalam baskom atau sediakan tempat untuk menaruh adonannya.
5. Masukan
garam, coklat bubuk kedalam adonan dan campurkan hingga merata.
6. Tambahkan
sedikit gula apabila adonan kurang manis.
7. Setelah
adonan tercampur bentuklah adonan seperti donat tetapi berukuran kecil,
usahakan saat membentuk adonan jangan terlalu tebal atau terlalu banyak.
8. Setelah
adonan dibentuk jemur adonan selama kurang lebih 1 hari atau 24 jam sampai
adonan mengering.
9. Setelah
adonan sudah kering goreng adonan dengan minyak yang panas, jangan terlalu lama
menggoreng adonan karena bisa gosong.
B.PemasaranDalam pemasarannya, kami awalnya membagikan beberapa sampel untuk para guru, murid , dan staf sekolah. Tujuan kami memberikan sampel tersebut agar kami mengetahui apakah klanting kami layak jual atau tidak dengan inovasi baru yang kami buat. Kemudian kami memasarkan klanting buatan kami di warung dekat rumah Dian Kusuma Rahayu.
C.Rincian Penjualan
Modal awal
No
|
Bahan Baku
|
Satuan
|
Harga
|
1
|
Singkong
|
3 kg
|
Rp. 9.000
|
2
|
Gula pasir
|
¼ kg
|
Rp. 3.500
|
3
|
Garam
|
6 sendok teh
|
-
|
4
|
Coklat bubuk
|
1/4 kg
|
Rp. 4.500
|
5
|
Minyak goreng
|
1 liter
|
Rp. 12.000
|
Jumlah
|
Rp. 29.000
|
Untuk 3 kg singkong menghasilkan
klanting menghasilkan 40 bungkus, 4 bungkus untuk sampel dan 36 bungkus untuk
dijual dengan harga Rp. 1.000. Dari penjualan klanting sejumlah Rp. 36.000
diperoleh keuntungan sebesar Rp. 7.000.
Analisis swot
Kelebihan:
Karena
klanting termasuk dalam makanan ringan yang untuk teman makan atau sebagai
camilan termasuk makanan yang bagus jadi banyak diminati oleh para konsumen,
dalam hal pembuatan klanting termasuk mudah, dan karena bahan dasar klanting
adalah singkong yang di pasar termasuk bahan yang mudah didapat dan tergolong
bahan yang murah sehingga memudahkan para produsen untuk mendapatkannya.
Kekurangan:
Karena
banyaknya bahan dasar klanting yaitu singkong di pasar dan termasuk murah
sehingga memicu para pesaing yang mungkin akan merugikan, dan dalam proses
pembuatannya tergolong sedikit lama.
Peluang.
Dengan
menjual produk klanting sama saja dengan melestarkan makanan khas daerah dan
masih cukup banyak yang berminat dengan klanting karena renyah dan rasanya
gurih. Tetapi diluar sana juga banyak yang sudah beralih ke makanan yang lebih
modern. Sehingga sebagai penjual kita harus memiliki inovasi agar klanting
tetap diminati oleh masyrakat.
Ancaman:
Apabila
cuaca yang tidak mendukung pembuatan klanting bisa memakan waktu sampai 2 hari
karena proses penjemuran bergantung kepada sinar matahari, apabila cuaca
berawan prosesnya akan lama tetapi apabila cuacanya terik maka 1 hari klanting
siap untuk digoreng dan dipasarkan.
BAB
III
Kesimpulan :
Dari
semua observasi sampai pembuatan makalah ini, sekarang kami mengerti bahwa
dalam proses pembuatan klanting banyak sekali masalah dalam pembuatannya
sehingga kami bisa menganalisis apakah dalam penjualannya klanting akan
menguntungkan bagi para produsen yang membuatnya ataukah merugikan para
produsen.
Saran :
Sebagai
masyarakat daerah Banyumas, kita harus melestarikan makanan khas daerah. Dengan
inovasi-inovasi yang dikembangkan maka klanting akan lebih diminati oleh
masyarakat karena memiliki sesuatu yang berbeda pada rasa, bentuk, warna dan
kemasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar